Senin, 01 Agustus 2011

it’s all about mindset. your mind. not other’s.

suami saya bilang:

…memang udah ‘tugas’ sebagian orang di sekeliling kita untuk membuat kita RAGU akan apa  yang sedang kita coba laksanakan.

sebelumnya saya mau berterimakasih dulu pada internet berkat segala kemudahan yang saya dapat dari berselancar di dunia maya. artikel, iklan toko, jargon, jurnal hasil riset, you name it. pada akhirnya semua yang pernah saya baca membuat tekad saya semakin kuat untuk bisa menyusui alanna se-eksklusif mungkin sampai usianya enam bulan, tanpa terhalang apapun, termasuk puasa.

ya, awalnya saya ragu soal menyusui sembari berpuasa. saking ragunya, bahkan saya sudah nyaris memutuskan untuk cuti puasa tahun ini, hanya demi menjaga kualitas ASI. bisa dibilang, satu-satunya orang yang berusaha untuk membuat saya mau mencoba ikut puasa di hari pertama ramadhan ini hanyalah dia: suami saya. ada sih seorang teman yang berbagi pengalamannya menyusui sembari tetap berpuasa (dan ternyata baik dia maupun anak-anaknya tidak menemui masalah apapun dengan hal itu), tapi saya gak mengaggap itu sebagai ‘usaha’ untuk membuat saya tetap berpuasa karena dia gak secara khusus memotivasi saya bahwa everything is gonna be okay. sampai detik terakhir, suami tercwincwah itu terus berusaha meyakinkan saya untuk MENCOBA berpuasa satu hari ini saja. kalau toh ternyata di tengah hari saya kliyengan dan bener-bener gak sanggup, atau ASI saya kering karena gak ada makanan yang masuk, saya boleh batal. yang penting saya SUDAH MENCOBA dan saya benar-benar tau apa yang terjadi jika saya tetap berpuasa.

hingga akhirnya saya goyah dan malah berbalik mantap memutuskan untuk berpuasa. sekali lagi: MENCOBA berpuasa. eh tapi yang namanya niat puasa kan gak ada istilah ‘mencoba’, nawaitu shauma ghodin dst dst dst kan diartikan sebagai niat saya berpuasa…, bukan niat saya mencoba berpuasa. jadi sebenernya niat saya tu gimana ya? hehehehee… ah sutralah, yang penting saya mau puasa. makan sahur bergizi plus madu plus habbatusauda plus sari kacang ijo. sayangnya saya kurang minum karena keburu ngantuk menjelang imsak, akhirnya ketiduran dweeeeehhhh… :hammer:

balik lagi ke kalimat yang saya saya kutip di atas tadi, ternyata memang adaaaaaaaaa…aja ya godaannya saat kita berusaha untuk melakukan sesuatu yang kita anggap benar. orang bilang mah, the first is the hardest. hari pertama puasa saya rasa cukup berat lho bagi sebagian orang yang gak rutin berpuasa sunat. termasuk saya, yang sejak ramadhan tahun kemarin belum pernah lagi berpuasa sunat. boro-boro dah, bahkan utang puasa tahun lalu belum sempat saya bayar karena saya merasa gak sanggup berpuasa sembari menyusui, karena yang namanya menyusui itu bawaannya LAPER mulu bo’. waktu di kampus tadi, beberapa rekan bilang bahwa kalau kita tetap berpuasa maka kualitas ASI akan menurun. pheww, ini cukup bikin saya terhenyak. padahal saya udah niat banget mau pumping selama di kampus. setelah termenung beberapa saat akhirnya saya mulai ngubek-ngubek artikel koleksi mbah gugel, intinya saya pengen tau, seberapa menurunnya sih kualitas ASI saat kita berpuasa?? dan WOW, betapa takjubnya saya saat menemukan artikel ini, terutama di bagian “Apa ada laboratorium di Jakarta untuk memeriksa apakah mutu ASI baik atau tidak?” dan jawabannya adalah: “Karena mutu/kualitas ASI tidak ada yang tidak baik, jadi tidak perlu diperiksa ke laboratorium”. saat saya tengok ujung artikel untuk mencari referensinya, tertulis disitu

SEMINAR KLASI
"Breastfeeding and Working Mom"
dr. Utami Roesli, Spa., MBA., CIMI., IBCLC

wah udah, kalau sama ibu ini mah saya sejuta persen bakal percaya dengan apa yang beliau katakan soal ASI. malah saya jadikan sebagai pedoman utama dalam hal per-ASI-an. nun jauuuuh di lubuk hati saya bersorak dan bersyukur! untuk apa? untuk gak langsung manut begitu aja dengan pernyataan rekan saya tadi. see? sedemikian sempurnanya ciptaan Allah yang mengalir dalam tubuh seorang ibu sampai-sampai dibilang tidak ada yang tidak baik. aiiiiiiihhh…sedapnya jadi ibu :)

kegembiraan saya makin bertambah saat seorang sahabat berbagi artikel di tabloid Mom N Kiddie terbaru mengenai puasa dan menyusui. know what? lagi-lagi narasumbernya ibu Utami! artikel sepanjang satu halaman itu berujung pada satu kesimpulan bahwa menyusui sambil berpuasa itu GAK APA-APA BANGET! *maapkan kecacatan saya dalam berkosakata, saking lega soalnya, hehe*. ya tentunya didukung juga dengan kondisi kesehatan dan asupan nutrisi sang ibu lho ya. fyuuuhhh… betapa plong-nya hati saya saat itu. sambil menenteng cooler bag saya masuk ke toilet dan mulai pumping sambil tersenyum, berharap hormon prolaktin dan oksitosin saya bangkit dan membuat ASI saya keluar deras. yep, I got 70 milliliters in minutes. lumayaaaaaaaaaaaaannn… saya amat-amati ternyata ASI saya gak encer, malah sama persis dengan penampakan ASI perah saat saya tidak sedang berpuasa. hamdalaaah, jadi makin cinta deh sama Allah…

and it’s all about MINDSET. your own mindset. kalau pikiran kita udah kokoh, gak ada yang bisa mengalahkan kekuatan pikiran itu. soal menyusui saya memang masih sangat pemula. baru empat bulan lamanya saya menyusui, dan saya rasa ilmu saya soal menyusui juga masih cetek banget. tapi satu yang jadi pegangan saya, bahwa breastfeeding is about mindset. pakar ASI bilang, saat kita yakin ASI kita cukup, insya Allah cukup.tapi sedikit saja kita berpikir ASI bakal kurang, beneran bisa kejadian ASI kita kurang.

hari ini saya berhasil membuktikan hal itu. besok, besoknya lagi, dan besoknya lagi, akan saya buktikan bahwa kekuatan pikiran itu menakjubkan :)

*) thank you for my loving F, liza, ima, and meby. and also many thanks for those who still in doubt, because without you I will never be that curious. thanks for keeping me discovering!

220px-Breastfeeding-icon-med.svg