Selasa, 25 Agustus 2009

lain dari biasanya

ya. karena langit sudah se-terang ini, tapi saya masih belum mandi *bahkan baru bangun setelah tertidur 90 menit, hehe*

dan ya. hari ini memang lain dari biasanya, meski segera akan jadi biasa juga sih nantinya. hari ini saya akan ke kampus, memenuhi panggilan kampus untuk menyerahkan beberapa berkas kalau saya masih mau diterima jadi mahasiswa lagi.

yoha, mahasiswa! profesi kebanggaan saya, hehehe...

pagi ini saya akan bersiap-siap. menyiapkan apa yang harus saya bawa siang nanti. menyiapkan mental untuk kembali berdamai dengan bangku kampus. menyiapkan hati untuk menjalani kehidupan baru sebagai mahasiswa. dan menyiapkan diri untuk tabah, bahwa mulai bulan depan saya tak lagi punya penghasilan *miskin di perantauan --> halahh*


SELAMAT DATANG DUNIA KAMPUS!^^


*jadi mahasiswa lagi...perlu tumpengan gak??"

lain dari biasanya

ya. karena langit sudah se-terang ini, tapi saya masih belum mandi *bahkan baru bangun setelah tertidur 90 menit yang lalu, hehe*

dan ya. hari ini memang lain dari biasanya, meski segera akan jadi biasa juga sih nantinya. hari ini saya akan ke kampus, memenuhi panggilan kampus untuk menyerahkan berkas-berkas kalau saya masih mau diterima jadi mahasiswa kembali.

yoha, mahasiswa! profesi kebanggaan saya, hehehe...

pagi ini saya akan bersiap-siap. menyiapkan apa yang harus saya bawa siang nanti. menyiapkan mental untuk kembali berdamai dengan bangku kampus. menyiapkan hati untuk menjalani kehidupan baru sebagai mahasiswa. dan menyiapkan diri untuk tabah, bahwa mulai bulan depan saya tak lagi punya penghasilan *miskin di perantauan --> halahh*


SELAMAT DATANG DUNIA KAMPUS!^^


*akhirnya jadi mahasiswa lagi, perlu tumpengan gak?*

Jumat, 07 Agustus 2009

film aliens in the attic kayaknya bagus, pengen nonton ah...

inspirasi pagi hari: dari mangrove sampai rendra

ah kenapa ya inspirasi itu datangnya pagi hari? apakah karena pagi hari adalah waktu yang tepat untuk membuang yang kotor-kotor sehingga dalam tubuh kita tersisa yang bersih-bersih? *analogi yang absurd* salah satu dari yang bersih-bersih itu adalah pikiran yang bersih, atau jernih. dan yas pribadi ngerasa, pagi hari selalu membawa inspirasi, entah itu untuk bekerja, menulis, membaca, pokoknya segala macam aktivitas yang akan kita lakukan.

dan seperti pagi tadi. waktu lagi benahin jilbab di depan cermin sambil nebeng dengerin suara televisi dari kamar tetangga, beritanya tentang kematian rendra. haduh, kayaknya bulan ini banyak orang baik yang meninggal ya? waktu yas di denpasar kemaren tiba-tiba denger kabar kalo mbah surip meninggal. trus pas dalam perjalanan ke bogor, masih di damri, yas terima sms dari uli yang ngabarin istrinya salah satu temen kuliah yang meninggal hari itu. dan lalu ws. rendra yang meninggal. ah umur, siapa sih yang bisa nebak??

tapi dibalik itu semua, yas jadi merenungkan satu hal yang sempet dibahas melalui celetukan pak wawan, temen kantor yas. waktu acara seminar sosialisasi di denpasar kemarin, salah satu pembicara dari fakultas kehutanan ipb menerangkan beberapa jenis mangrove yang unik. jenis mangrove itu hanya hidup untuk menyokong kehidupan mangrove lainnya. pak cecep, dosen fakultas kehutanan itu bilang, mangrove jenis tersebut hanya tumbuh untuk mendukung kehidupan mangrove lainnya, dan sesudah mangrove lainnya itu tumbuh dengan stabil, si mangrove unik ini akan mati. see? mulia banget ya hidupnya. pendek namun berarti. kayak sajaknya chairil anwar: sekali berarti, sudah itu mati. waktu denger penjelasan itu, pak wawan berkomentar sambil bisik-bisik ke yas: "mbah surip tu juga kayak gitu kali ya yas, hidupnya singkat, tapi berarti buat orang lain". saat itu yas cuma manggut-manggut aja karena sibuk mengingat nama jenis mangrove itu. eh tetep aja sih sekarang lupa, hehehe... ntar kalo ketemu pak cecep lagi mau yas tanyain ah nama jenis mangrove-nya...

dan semalem yas baca postingan mbak silly ini. iya yah, mbak silly bener, betapa mbah surip seperti dapet privilege dari Allah swt dengan kematiannya yang indah itu. yas jadi iri. mbah surip tu meninggal saat banyak orang mengenal dia dengan segala kebaikan yang ada pada dirinya. tentang ketawanya yang tulus, tentang dedikasi dan cintanya yang full, gak setengah-setengah. dunia ini sepertinya gak pernah mengenal hal-hal yang jelek tentang mbah surip. atau mungkin belum sempat. tapi lihatlah, ternyata Allah begitu menyayanginya. saat tak ada satupun kabar miring tentang mbah surip, beliau "keburu" dipanggil pulang ke rumah abadinya. indah kan? coba bandingin dengan mantan petinggi negara ituh. semasa hidup, atau semasa jayanya, mungkin banyak orang yang kagum pada dirinya. tapi pas saat-saat akhir hidupnya, dia diuji dengan sakit yang gak sembuh-sembuh, belom lagi cercaan banyak orang atas perbuatan dzalimnya yang selama ini ternyata tertutup rapat. wah, miris buanget lah...padahal kalo dibandingkan, mbah surip mah "gak ada apa-apanya". hanya rakyat kecil yang memulai karir dengan terseok-seok, tapi di akhir hidupnya gak ninggalin utang malah justru harta yang melimpah yang bisa dimanfaatkan untuk kebaikan (mbah surip katanya pengen bangun masjid dan tempat untuk komunitas seni).

juga istri temen yas yang baru meninggal itu. padahal baru seminggu sebelumnya dia melahirkan bayi laki-laki yang (kata suaminya) matanya teduh itu. see it again? dia memberikan kehidupan, sudah itu dia sendiri pergi, mengakhiri tugasnya di dunia dengan cara yang sangaaaaaaaaatt...mulia. jadi inget postingan yas tentang ibu gurita dulu. emang bener ya, manusia itu sebenernya diberi kemudahan kok untuk hidup di dunia, Allah sudah menetapkan tugas kita masing-masing sehingga kita tinggal menjalaninya. jadi siapa bilang hidup itu sulit?

dan kemudian, rendra. yas bisa dibilang gak tau banyak tentang orang ini selain beliau adalah penyair dan sastrawan besar negeri ini. tapi yang jelas, yas juga gak pernah sih denger hal-hal buruk tentang beliau. yang bikin yas merenung adalah waktu tau bahwa beliau-lah yang menawarkan pada mbah surip "rumah" untuk mbah surip tinggali saat pergi dari alam dunia. yas taunya juga dari infoteimen. mbah surip setuju dengan tawaran sahabatnya itu, dan akhirnya pihak keluarga pun mengalah, membiarkan jasad mbah surip dimakamkan di cipayung jaya, dan bukan di tanah kelahirannya di mojokerto, jawa timur. denger-denger waktu mbah surip meninggal, pak rendra juga gak bisa dateng ngelayat karena lagi di rumah sakit. eh ternyata gak lama kemudian pak rendra nyusul mbah surip. bener-bener pelajaran yang indah tentang persahabatan...yas tadi pagi nyeletuk sama tetangga kamar, "mbak, tau gak? yas ngebayangin sekarang ini arwah mbah surip dan rendra lagi ngobrol di alam kubur, mereka peluk-pelukan trus ngobrol sambil ngopi-ngopi, ngeliatin para fans yang sampe hari ini masih berkerumun di kompleks teater bengkel. indah ya, mbak? dua sahabat yang gak cuman kompak di dunia tapi juga di akhirat...". si embak cuman senyum-senyum aja. ya itu cuman bayangan ngasal yas ajah, soalnya buat yas, kematian mereka sangat indah untuk direnungkan.

well, kematian memang selalu membawa pelajaran untuk direnungkan. kembali diingatkan lewat status plurk salah seorang teman: bahwa sepandai-pandainya manusia adalah mereka yang selalu ingat akan kematian dan mempersiapkan kematiannya dengan sebaik-baiknya. semoga semangat itu selalu ada dan gak pernah pudar...

cheers!! ^^

 

Kamis, 06 Agustus 2009

sariawan itu menderita...T_T

tepar lagih

fyuuuuuuhhh....akhirnya! setelah mondar-mandir kesanakemari, drop juga kondisi badan saya. hari ini gak ngantor dan tiduuuuuuuuuuuuurrr terusss dari tadi siang *lagi cuti sholat pula,jadi makin bablas aja tidurnya*. well, emang kadang-kadang kita *kita? lu aja kali, gw enggak, hehe* perlu sakit. buat ngingetin bahwa kita udah over-eksploitasi tubuh sendiri, dan buat ngingetin bahwa tubuh kita juga punya hak untuk "istirahat" sejenak dari gempuran-gempuran aktivitas *alagh, udah kayak yang sok sibuk gituh*. mungkin siang tadi saya masih sanggup-sanggup aja kalo harus maksain ke kantor. di kantor juga ada kerjaan menunggu untuk diselesaikan. tapi kenapa harus maksain? kenapa harus nunggu sakit dulu baru istirahat? kalo udah ada tanda-tanda mau sakit ya lebih baik utamain istirahat aja tho, mencegah lebih baik daripada mengobati, ya kan ya dong ya kaaaann??

kemaren itu pesawatnya terbang terlalu tingi. jarak denpasar ke jakarta ditempuh dalam waktu satu jam dua puluh menit, dengan ketinggian jelajah empatpuluhribu kaki. bentar ya, saya caritau dulu konversinya ke kilometer...

gugling nyari software konversi...

got it. duabelas koma sembilanbelas kilometer. asem. saya sih ngebayangin duabelas kilo itu panjang banget, atau kalo dalam kasus ketinggian ya tinggi banget. jadi nambah lagi penasarannya, seberapa besar ya perubahan tekanan yang terjadi? soalnya kuping saya rasanya sakiiiiiiiiittt...banget, terutama pas pesawat mulai turun dari ketinggian empatpuluh ribu kaki ituh. dohhh....kemaren pas berangkat dari jakarta, ketinggian jelajahnya tigapuluhsembilan ribu kaki, dan itu pun udah cukup bikin yas meler sampe keluar airmata gara2 keseringan nguap. ditambah seribu kaki lagi ternyata sukses bikin kuping sakit, pusing, dan migrain. yang bikin heran, perjalanan menuju ke ketinggiannya itu gak terlalu menyiksa karena rasanya berjalan lebih lambat, tapi pas mau turun.....beuh! ampun daaaaaaaahhh... rasanya kok ya cepet ajah, jadi gak imbang gitu. kebalikannya dari ingus, ingus kan turunnya lambat naiknya cepet...*gak ada analogi yang laen gituh??*

dan aktor utama dari semua "kekacauan" ini hanya satu: hidung. sejak divonis berpenyakit radang mukosa alias selaput lendir di hidung *rasanya sih sejak setaun yang lalu*, berulang kali perjalanan pesawat harus saya lalui dengan bersimbah airmata *halah halahh*. selain karena kecapekan dan kedinginan, penyebab utama penyakit saya kambuh adalah tekanan, terutama tekanan pekerjaan, hahahahah.... gak ding, becanda... ;p waktu itu dokternya bilang, perbedaan tekanan udara bisa memicu penyakitnya kambuh, mangkanya disarankan untuk gak "terbang" terlalu tinggi. tapi kan saya bukan pilotnya. dan emangnya siapa gue yang bisa nge-rikues tu pilot dengan seenaknya, "pak pilot, terbangnya jangan tinggi-tinggi ya, ntar saya bilangin lho ke bu dokter". saya kan bukan orang sekelas tomi soeharto *lah apa hubungannya??* eh ngomong-ngomong soal tomi soeharto, kemaren saya satu pesawat lho sama dia. pas nyampe di bandara ngurah rai doi langsung disambit, eh disambut gitu sama bapak-bapak berkemeja putih *bukaaaaan, bukan petugas rumah sakit jiwa lho ya* awalnya saya gak yakin itu tomi, tapi setelah berulang kali melakukan usaha pengintipan, dan terutama setelah melihat sambutan yang begitu gegap gempita di bandara ngurah rai *lebay*, saya yakin kalo itu tomi. ohiya, dia duduk di kelas eksekutif kursi no.3, sedangkan saya di kelas ekonomi kursi no. 5, dan perlu diketahui *kalo ada yang belom tau karena saya juga baru tau* bahwa di pesawat kemaren itu gak ada kursi no. 4. jadi artinya, saya duduk paling depan di kelas ekonomi, dan tomi duduk paling belakang di kelas eksekutif. dia gak tau lho kalo ada saya disitu....*woi woi, kok makin ngaco gini nulisnya!!*

hmmmhhh...ya sutralah. emang udah jatahnya saya gak seperkasa dulu *ngacir*, sekarang mah udah kalah sama radang mukosa, hehehehe...kecapekan dikit, tumbang. kedinginan banyak, tepar. terbang terlalu tinggi, nangis-nangis. yahh, alhamdulillaaaah....jadi kan ada alasan buat gak masuk kerja dan minta istirahat ekstra setelah bercapek-capek ria, hehe... emang dua minggu terakhir ini keasyikan mondar-mandir sih. setelah dari banjarmasin saya sempet pulang kantor kemaleman, kalo udah gitu minimal ada dua hal yang terjadi: telat makan dan keanginan. trus wikend kemaren pulang ke subang, dan senin sampe rabu di denpasar. karena hari senin itu penerbangannya jam tujuh pagi, saya harus bangun jam setengah empat biar gak telat ke bandara. dan pas nyampe denpasar baru ngeh kalo saya haid, wakwaaawww.... aselinya mah suka lemes buanget kalo hari pertama haid. tapi berhubung lagi kerja ya gak dirasa *meski yang dikeluarin itu darah kotor, tetep aja bikin lemes*. dan yang namanya menyelenggarakan pertemuan, bisa dipastikan saya gak bisa santai-santai *bullshit aja kalo ada yang bilang di bali selalu liburan*. hari pertama di denpasar saya ikut ke Mangrove Information Center, bantuin dosen Fahutan ambil sampel mangrove. ampun deh panasnyaaaaa... bikin meriang! malemnya saya baru bisa tidur jam tiga pagi setelah beres jemput si bos di bandara jam satu dini hari dan bantuin doi bikin bahan presentasi. paginya bangun dan mandi dengan terburu-buru, walhasil sarapan pun cuman dikit. wahhh, bener-bener pendzoliman terhadap diri sendiri deh...tapi alhamdulillah acaranya lancaaaaarr, rasanya lega meskipun lemes bukan main. malemnya makan seafood dan muter-muter di tengah hiruk pikuk Kuta sambil setengah teler *karena kecapekan, bukan mabok*

sepertinya beberapa hari terakhir cuaca emang lagi "garang" ya?? baru jam sembilan kok ya udah panas banget...jaga kesehatan ya kawan-kawan, meski sakit itu bisa menggugurkan dosa-dosa, menjadi sehat senantiasa jauuuuuuuuhhh...lebih enak, karena lebih banyak hal positif lain yang bisa dilakukan...setujuuu??


cheers!! ^^


tepar lagi

fyuuuuuuhhh....akhirnya! setelah mondar-mandir kesanakemari, drop juga kondisi badan yas. hari ini gak ngantor dan tiduuuuuuuuuuuuurrr terusss dari tadi siang *lagi cuti sholat pula,jadi makin bablas aja tidurnya*. well, emang kadang-kadang kita *kita? lu aja kali, gw enggak, hehe* perlu sakit. buat ngingetin bahwa kita udah over-eksploitasi tubuh sendiri, dan buat ngingetin bahwa tubuh kita juga punya hak untuk "istirahat" sejenak dari gempuran-gempuran aktivitas *alagh, udah kayak yang sok sibuk gituh*. mungkin siang tadi yas masih sanggup-sanggup aja kalo harus maksain ke kantor. di kantor juga ada kerjaan menunggu untuk diselesaikan. tapi kenapa harus maksain? kenapa harus nunggu sakit dulu baru istirahat? kalo udah ada tanda-tanda mau sakit ya lebih baik utamain istirahat aja tho, mencegah lebih baik daripada mengobati, ya kan ya dong ya kaaaann??

kemaren itu pesawatnya terbang terlalu tingi. jarak denpasar ke jakarta ditempuh dalam waktu satu jam dua puluh menit, dengan ketinggian jelajah empatpuluhribu kaki. bentar ya, yas caritau dulu konversinya ke kilometer...

gugling nyari software konversi...

got it. duabelas koma sembilanbelas kilometer. asem. yas sih ngebayangin duabelas kilo itu panjang banget, atau kalo dalam kasus ketinggian ya tinggi banget. jadi nambah lagi penasarannya, seberapa besar ya perubahan tekanan yang terjadi? soalnya kuping yas rasanya sakiiiiiiiiittt...banget, terutama pas pesawat mulai turun dari ketinggian empatpuluh ribu kaki ituh. dohhh....kemaren pas berangkat dari jakarta, ketinggian jelajahnya tigapuluhsembilan ribu kaki, dan itu pun udah cukup bikin yas meler sampe keluar airmata gara2 keseringan nguap. ditambah seribu kaki lagi ternyata sukses bikin kuping sakit, pusing, dan migrain. yang bikin heran, perjalanan menuju ke ketinggiannya itu gak terlalu menyiksa karena rasanya berjalan lebih lambat, tapi pas mau turun.....beuh! ampun daaaaaaaahhh... rasanya kok ya cepet ajah, jadi gak imbang gitu. kebalikannya dari ingus, ingus kan turunnya lambat naiknya cepet...*gak ada analogi yang laen gitu yas??*

dan aktor utama dari semua "kekacauan" ini hanya satu: hidung. sejak divonis berpenyakit radang mukosa alias selapu lendir di hidung *rasanya sih sejak setaun yang lalu*, berulang kali perjalanan pesawat harus yas lalui dengan bersimbah airmata *halah halahh*. selain karena kecapekan dan kedinginan, penyebab utama penyakit yas kambuh adalah tekanan, terutama tekanan pekerjaan, hahahahah.... gak ding, becanda... ;p waktu itu dokternya bilang, perbedaan tekanan udara bisa memicu penyakitnya kambuh, mangkanya disarankan untuk gak "terbang" terlalu tinggi. tapi kan yas bukan pilotnya. dan emangnya siapa gue yang bisa nge-rikues tu pilot dengan seenaknya, "pak pilot, terbangnya jangan tinggi-tinggi ya, ntar yas bilangin lho ke bu dokter". yas kan bukan orang sekelas tomi soeharto *lah apa hubungannya??* eh ngomong-ngomong soal tomi soeharto, kemaren yas satu pesawat lho sama dia. pas nyampe di bandara ngurah rai doi langsung disambit, eh disambut gitu sama bapak-bapak berkemeja putih *bukaaaaan, bukan petugas rumah sakit jiwa lho ya* awalnya yas gak yakin itu tomi, tapi setelah berulang kali melakukan usaha pengintipan, dan terutama setelah melihat sambutan yang begitu gegap gempita di bandara ngurah rai *lebay*, yas yakin kalo itu tomi. ohiya, dia duduk di kelas eksekutif kursi no.3, sedangkan yas di kelas ekonomi kursi no. 5, dan perlu diketahui *kalo ada yang belom tau karena yas juga baru tau* bahwa di pesawat kemaren itu gak ada kursi no. 4. jadi artinya, yas duduk paling depan di kelas ekonomi, dan tomi duduk paling belakang di kelas eksekutif. dia gak tau lho kalo ada yas disitu....*woi woi, kok makin ngaco gini nulisnya!!*

hmmmhhh...ya sutralah. emang udah jatahnya yas gak seperkasa dulu *ngacir*, sekarang mah udah kalah sama radang mukosa, hehehehe...kecapekan dikit, tumbang. kedinginan banyak, tepar. terbang terlalu tinggi, nangis-nangis. yahh, alhamdulillaaaah....jadi kan ada alasan buat gak masuk kerja dan minta istirahat ekstra setelah bercapek-capek ria, hehe... emang dua minggu terakhir ini keasyikan mondar-mandir sih. setelah dari banjarmasin yas sempet pulang kantor kemaleman, kalo udah gitu minimal ada dua hal yang terjadi: telat makan dan keanginan. trus wikend kemaren pulang ke subang, dan senin sampe rabu di denpasar. karena penerbangannya jam tujuh pagi, yas harus bangun jam setengah empat biar gak telat ke bandara. dan pas nyampe denpasar baru ngeh kalo yas haid, wakwaaawww.... aselinya mah suka lemes buanget kalo hari pertama haid. tapi berhubung lagi kerja ya gak dirasa *meski yang dikeluarin itu darah kotor, tetep aja bikin lemes lho*. yang namanya menyelenggarakan pertemuan, bisa dipastikan yas gak bisa santai-santai *bullshit aja kalo ada yang bilang di bali selalu liburan*. hari pertama di denpasar yas ikut ke Mangrove Information Center, bantuin dosen Fahutan ambil sampel mangrove. ampun deh panasnyaaaaa... bikin meriang! malemnya yas baru bisa tidur jam tiga pagi setelah beres jemput si bos di bandara jam satu dini hari dan bantuin doi bikin bahan presentasi. paginya bangun dan mandi dengan terburu-buru, walhasil sarapan pun cuman dikit. wahhh, bener-bener pendzoliman terhadap diri sendiri deh...tapi alhamdulillah acaranya lancaaaaarr, rasanya lega meskipun lemes bukan main. malemnya makan seafood dan muter-muter di tengah hiruk pikuk Kuta sambil setengah teler *karena kecapekan, bukan mabok*

sepertinya beberapa hari terakhir cuaca emang lagi "garang" ya?? baru jam sembilan kok ya udah panas banget...jaga kesehatan ya kawan-kawan, meski sakit itu bisa menggugurkan dosa-dosa, menjadi sehat senantiasa jauuuuuuuuhhh...lebih enak, karena lebih banyak hal positif lain yang bisa dilakukan...

cheers!! ^^



oleh-oleh dari Kuta: oh yeah, gw emang gak bawa gitar, tapi lebih oke gw kemana2, hehe..

Sabtu, 01 Agustus 2009

Borneo 2nd Visit...


dari atas pesawat: sawah gambut dimana-mana...

ah, Kalimantan...begitu banyak kisah yang bisa diceritakan tentang pulau itu...