Rabu, 16 April 2008

apa kabar yas??

 

alhamdulillah masih idup...

sehat??

enggak, lagi flu, batuk-batuk, tapi tetep cantik kok, jangan khawatir...

sibuk apa??

yahh, gitu deh...sok-sok sibuk ajah, biar gak dibilang makan gaji buta...

kok jarang posting lagi??

iya, lagi bosen sama MP

wikend ini mo kemana??

hmmm, entah ya...Greenfest maybe? mentok-mentok ya nge-date sm si uli...

gak nonton offairnya Kick Andy di UI??

awalnya gak niat, eh ternyata gak kebagian undangan juga, sutralah...

gak ada rencana pergi-pergi lagi nih??

maksudnya dinas? well actually, Borneo is about to come...

asyik dong??

semoga, asalkan kesampean aja sepedahan disana

adikmu apa kabar??

baik...udah lebih "waras" kok sekarang

udah selesai skripsinya??

belom tuh

............ *yang nanya bingung, keabisan bahan*

............

 

............

zzZZzzzZzzzz *yas tidur, nyaris mati kebosenan*

 

gakjelasbangetsihluyas!!

Senin, 07 April 2008

Travelers' Tale

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Travel
Author:banyak!
[sebenernya yas bingung mo mengkategorikan buku ini sebagai genre apa, sebenernya kan fiksi, tapi ada travel-nya juga....ah udah, travel aja deh...]

Yas gak heran kalo beberapa temen cowok yas pengen hidupnya “berakhir” seperti Fahri (Ayat-Ayat Cinta) atau Khoirul Azzam (Ketika Cinta Bertasbih). Tapi yas belom pernah nemu orang (cowok) yang pengen hidupnya “berakhir” seperti Ucup di Travelers’ Tale. Jujur aja, setelah baca novel itu yas malah berharap, seandainya yas cowok, yas malah kepengen punya pengalaman hidup yang mirip kayak Ucup, hehehe….

I know that it sounds too late for I just finishing read that book yesterday. Udah basi banget kali ya? Secara itu buku udah masuk cetakan keempat sejak 2007 lalu. Well okay, gakpapa lah. Toh yang punya buku juga baru belinya bulan Februari taun ini, heheh… Thanks ya, Diz! Somehow we’ll make the dreams come true in our own way ^__^. Sebenernya sih udah cukup lama tau tentang buku ini, tapi yaaa…seperti biasa, yas masih terlalu pelit untuk merelakan lembaran-lembaran rupiah yas melayang hanya untuk beli novel. Lagian novelnya gak tebel-tebel amat siy, jadi dibaca seharian juga pasti beres, rugi dong! Hehehe… Tapi akhirnya seseorang dengan baikhatinya minjemin yas novel ini. Dan VOILA!!! I ended up with such an amazing feel after read this book. I LOVE IT!!!

Berkisah tentang pengalaman hidup empat anak manusia *jelaslah, gak mungkin anak monyet*, yang baru di akhir cerita yas sadar kalo keempatnya berasal dari empat benua yang berlainan. Lebih tepatnya bukan berasal, tapi mengawali kisah dalam buku ini. Keempatnya asli warga negara Indonesia, dulu sekolah di SMU yang sama di Indonesia, tapi setelah dewasa mereka hidup mencar mencar. Kondisi terakhir: Francis Lim, pianis, tinggal di Kansas City, USA; Retno Wulandari, kerja jadi staf KBRI di Kopenhagen, Denmark; Farah Babedan di Hon Ai, Vietnam (kerja apaan sih dia?); dan Jusuf Hasanuddin alias Ucup, di Cape Town, Afrika Selatan, jadi asisten regional marketing manajer di sebuah perusahaan jasa kirim surat. Suatu hari Francis kirim kabar kalo dia akan segera menikah dengan seorang gadis Katalunya bernama Inez. Francis, meskipun sepertinya gak berharap terlalu banyak, ngundang ketiga sahabatnya untuk dateng ke pesta pernikahannya di Barcelona, Spanyol. Dari sini aja yas dah geleng-geleng kepala, gila aja, seandainya ada temen yas yang mau merit di luar negeri dan ngundang yas dateng, boro-boro deh yas kepikiran untuk dateng, si Uli yang naga-naganya bakal merit di Makassar aja gw mikir-mikir mo dateng apa enggak, ongkosnya itu lho! Hahahah….. Tapi yaaah, namanya juga cerita fiksi, anything can be happened. Seperti juga kisah cinta yang diam-diam tumbuh diantara keempat orang yang sahabatan ini. Ucup sebenernya suka sama Farah sejak mereka di SMU dulu, tapi pas Ucup baru aja mau menyampaikan perasaan itu, Farah malah bilang ke Ucup kalo dia diem-diem suka sama Francis. Well, Ucup patah hati. Tapi sampai dengan mereka misah-misah kayak sekarang, perasaan Ucup ke Farah masih gak berubah. Dan Farah pun bernasib sama, dia gak sempat menyatakan perasaaan pada Francis yang dicintainya secara diam-diam, karena Francis keburu curhat sama Farah kalo dia suka sama Retno! Francis dua kali menyatakan perasaan suka-nya sama Retno, dan dua kali itu pula dia ditolak. Just for a reason: mereka beda agama. Sebenernya Retno pun punya perasaan yang sama terhadap Francis, tapi dia keukeuh, she couldn’t make a deal with that difference. Dan sama halnya dengan Ucup, perasaan Francis ke Retno gak berubah, bahkan sampai detik-detik terakhir menjelang pernikahannya dengan Inez. Anyway, the story goes from here. Satu per satu diceritakan gimana “perjuangan” mereka untuk bisa sampai ke Barcelona, dan untuk mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaan yang tak pernah tersampaikan. Gimana Farah yang takut terbang akhirnya nekat menempuh rute Hon Ai-Amman (Yordania) naik pesawat, trus lanjut ke Budapest (Hongaria), mampir di Wina (Austria) dan Paris (Perancis), dan akhirnya sampai di Barcelona, untuk sebuah alasan kurang rasional: menghentikan pernikahan Francis. Rute Retno dan Francis sendiri sih gak terlalu complicated. Retno ambil cuti dari kantornya untuk menghadiri pernikahan Francis sekalian Euro Trip: dari Kopenhagen dia ke Amsterdam (Belanda), ke Milan (Itali), baru akhirnya nyampe Barcelona setelah sebelumnya mampir dulu di Seville (Andalusia-Spanyol); sedangkan Francis hanya nurutin jadwal konser pianonya: dari tempat tinggalnya di Kansas City, ke Cleveland, lanjut ke Miami, trus ke New York City (all in US), baru akhirnya terbang ke Barcelona. Di Barcelona Francis dan Retno sempet naik kereta ke KBRI Spanyol di Madrid untuk ngurus paspor Francis yang ilang. Yang paling seru bagi yas justru ceritanya Ucup. Awalnya dia dapet tugas kantor untuk ke Nairobi (Kenya) dan Abidjan (Cote d’Ivoire/Pantai Gading), dan gak kepikiran untuk ke Barcelona dengan satu alasan rasional: bokek. Tapi demi mendengar rencana irasional Farah, akhirnya Ucup juga ikut-ikutan gak rasional, nekat ke Barcelona untuk menghentikan Farah. Di Abidjan, ternyata rencana kerja dia berantakan karena tiba-tiba saat itu Cote d’Ivoire dalam kondisi perang saudara! Ucup akhirnya memutuskan untuk nekat nebeng pesawat evakuasi pemerintah Maroko. Sebenernya bukan karena pesawat evakuasi ke Spanyol gak ada, tapi pas dia tau kalo pesawat itu ada, pas banget juga tu pesawat udah take off! Ya udah, cari cara lain: nebeng ke Maroko. Setelah singgah di Dakkar (Senegal), baru akhirnya pesawat evakuasi itu nyampe di Casablanca (Maroko). Dari situ dia lanjut naik kereta ke Rabat, lanjut ke Tangier, dan akhirnya naik feri ke Algeciras (pantai utara Spanyol). Dari situ baru dia bisa nerusin ke Barcelona. Pokoknya segala pengalaman aneh kayaknya cuman Ucup yang ngalamin, dari mulai pesawatnya yang grass landing dan jedar-jedor senjata perang di Abidjan, disetrum di pelabuhan Algeciras gara-gara dikira anggota jaringan Al-Qaeda, sampe akhirnya nyasar ke gay bar waktu udah nyampe Barcelona. Dijamin ngikik2 deh baca critanya Ucup!

Meski cerita Ucup paling kocak, bukan berarti cerita tokoh lain gak seru lho. Yas sendiri paling suka bagian dimana Farah ketemu seorang pemuda asal Brazil yang lagi backpacking, dalam perjalanan kereta dari Budapest ke Paris. Andre ini baru aja lulus SMU tapi sama ortunya disuruh “jalan-jalan” selama setahun sebelum masuk kuliah. Orang tuanya Andre percaya bahwa Andre akan lebih banyak belajar dalam setahun travelling dibandingkan empat tahun kuliah! Waow, ada ya orangtua yang punya pikiran kayak gitu? Hehehe…Terlepas dari apakah itu fakta atau bukan, it sounds very cool to me. I wish I can do the same, both as a daughter and as a mother of my child… ;p

Gara-gara baca buku ini yas jadi semakin semangat nabung! Kenapa? Karena duitnya mau yas pake travelling kayak mereka2 ini, heheh… Apalagi sehari sebelum yas baca novel ini, ada yang ngajakin yas backpacking ke Bali! Hwaaaa…..semangat, semangat!!! Gak cuman cerita, buku ini juga ada mencantumkan beberapa tips buat yang mau travelling. Pokoknya gak nyesel dah baca buku ini, heheh… *sales mode on*. Anyway, dari semua kutipan-kutipan bijak yang tercantum di beberapa awal bab, yas paling suka sama kutipan dari…….SEMUANYA! Hohoho… abis susah sih milih yang mana, ada dari Lao Tzu, Ibn Battuta, Virgil (pujangga Yunani kuno), Moslih Eddin Saad, sampe pepatah orang Vietnam, yang semuanya bikin yas makin semangat buat travelling. But if I still had to pick one up….well….I guess I like the short tip when we’re in emergency landing (it comes from the writers): NOPE. We just say GOOD LUCK and we hope you ENJOY THE BOOK. Hahahaha….so I guess I’ll say the same too: ENJOY THE BOOK!! ^_^

Judul: Travelers' Tale
Penulis: Adhitya Mulya, Alaya Setya, Iman Hidajat, Ninit Yunita
Penerbit: GagasMedia


Rembang Mission__on the road version




Dari mulai ada yang ketinggalan kereta trus nyusul pake bis (nyampe di Semarang muka sama baju sama-sama lecek), ngemper di depan Alfamart sambil makan mi kopyok (nungguin bapak-bapaknya Jumatan) sampe akhirnya sadar ternyata masjid yang dipake Jum'atan minjem namanya Bojong, kepanasan nyegat angkot, makan di Simpang Lima trus mau digusur sama trantib (ah sial, bikin ilang selera makan aja...), telantar di pinggir jalanan Pati gara-gara bis ke Rembang mendadak ngadat (ya udah deh, daripada emosi jiwa mending makan bakso ajah), jalan-jalan naik delman ke Pasar Rembang (what??apa gak ada tempat wisata yang bagusan ya??), sampe akhirnya mergokin "orang-pacaran-tapi-kok-kayaknya-kenal" di panasnya Pantai Kartini...

Fffiuuuhhh.....what a moment!!!

Where's next???

Jumat, 04 April 2008

Rembang on the Mission




To ITKers 39....maaf ya baru upload foto-fotonya sekarang. Untung ada yang ngingetin, hehehehe....Well, sebagian besar emang foto-foto pas akad-nya doang, soalnya selain batre kamera yas soak, kita juga gak terlalu lama berada di pesta resepsinya. Asal udah kenyang langsung cabut deh, hehehe...*sori Jun..* Yang jelas secara pribadi yas exciting banget akhirnya bisa pergi (agak) jauh bareng anak2 ITK, mengingat beberapa agenda bertamasya kita dulu-dulu sering banget diwarnai hal-hal tragis menyebalkan: M.O.L.O.R. Meskipun pas perjalanan kali ini tetep aja sih ada yang molor dan akhirnya ketinggalan kereta, hehehe...*gak kuliah, gak ujian, gak naik kereta, telaaaaaaattt...mulu!*

OK guys, utang yas lunas ya booo....Selanjutnya siapa nih? Jangan mepet-mepet lagi ya, ntar ada yang sensi lho, hehehe...Pokoknya selama masih di Indonesia mah yas usahain dateng deh (dan selama gak bokek tentunya). Keep in touch forever!!! ^__^

Kamis, 03 April 2008

the poem..

 

 

 

 

 

 

Ini gambar bingkai pleus isinya, sesaat sebelum di bungkus...

 

And as I promised on the previous post, here comes the poem....

 

FOR A BRIGHT SILVER MOMENT...

Satu masa itu, dua puluh lima tahun yang lalu

Memulai hari berdua, tertatih mengeja arti kehidupan

Meniti langkah penuh ketegaran, melewati waktu indah bersama

Mengarung hidup bertabur badai, tak kenal menyerah

Mengukir cita-cita, gurat demi gurat, untuk selalu bahagia

Menempa rasa, mengokohkan setia

Bersabar menyusun kepingan bata, membangun rumah penuh cahaya dan cinta

Serta menghiasinya dengan untaian doa-doa

Agar kemudian bertemu kehendak-Nya yang indah

 

Satu masa kini, dua puluh lima tahun kemudian

Langkah-langkah itu berubah tegap

Badai yang dulu memerangkap, kini terasa bagai semilir

Pahatan cita-cita mulai tampak bentuknya

Cinta dan setia, bukan lagi hal yang perlu dicari jawabannya

Dan rumah itu, meski mungil, namun pendarnya tak pernah sirna

Karena doa-doa tulus tak pernah lelah melingkupinya

 

Satu masa kini, dua puluh lima tahun telah berlalu

Bukan waktu yang singkat

Bukan pula perjalanan yang tidak melelahkan

Dan yang pasti, bukan saatnya untuk diam berhenti

Karena petualangan hidup belumlah berakhir, hingga maut memutus raga

 

Pa, Ma…

Selamat ulang tahun pernikahan keduapuluhlima ya…

Terima kasih atas pelajaran hidup yang begitu berharga

Untuk menjadi bekal kami menapak masa di depan mata

Hanya Allah yang jadi tumpuan kami, untuk membalas jasa Papa Mama

 

 

Sepenuh cinta karena Allah,

Tyas-Mita

 

 

dibawah kilau Venus...

haaaaaaaaaaahhh......*bau yas bau...blom sikatan juga ih....*

ketemu pagi lagi deeeeh, alhamdulillaah masih idup, hehehehe....

dibawah kilauan Venus, pagi ini yas bersyukur. Satu misi lagi terselasaikan. apa itu???

Ceritanya dimulai pada sebuah hari dimana yas tersadar bahwa esok harinya adalah hari Kamis. ouch, maap, maap....maksudnya bukan itu. jadi ceritanya kemaren (Rabu), tepatnya pagi hari, mendadak yas punya ide untuk bikin surprais kecil buat Mama-Papa. Kenapa kecil, soalnya kalo kegedean takut mereka jantungan trus semaput, hehehe...Gak ding, alhamdulillah mereka berdua gak punya penyakit jantung. Rada heran juga sih, terutama Papa, soalnya kan die perokok berat...Tapi ya sutralah, lagi-lagi bukan mo bahas rokok kok...Hari ini, Kamis 3 April 2008, adalah tanggal yang sama dimana dua puluh lima tahu yang lalu untuk pertama kalinya (ya iyalah) Mama dan Papa yas menikah! Well, berarti bisa dibilang ini adalah perayaan PERNIKAHAN PERAK mereka kan? Ya mungkin gak pantes juga sih dibilang perayaan, tapi apapun istilahnya, yas tiba-tiba punya gagasan untuk melakukan sesuatu yang khusus di hari ini. Jadilah kemarin itu yas meniatkan untuk "give something" buat Mama-Papa, tapi apa yaa???

Mencoba menempatkan diri seandainya yas yang ada di posisi Mama atau Papa. Ya susah emang...tapi sotoy aja. Percuma yas dapet gelar Adik Sotoy ke-7 di ITK 39 kalo ilmu-ilmu kayak gini aja gak bisa, hehehe....Hmmm, dua puluh lima tahun jelas bukan waktu yang singkat. Meskipun hanya beda setaun dari umur yas sekarang, tapi bisa dibilang yas gak menjalani hidup dari awal banget. Yas mungkin baru bisa ngerasain "hidup" pas awal-awal SMP, atau SMA, atau malah pas kuliah tingkat tiga! Selebihnya hidup yas masih "diatur" sama orangtua. Tapi beda saat seseorang mulai masuk ke kehidupan rumah tangga. Ya ngeliat aja dari pengalaman temen yas. Ibaratnya hidup mulai dari nol lagi. Dan itu jelas gak mudah. Apalagi begitu nikah, Mama-Papa langsung lepas dari orangtua, tinggal berjauhan dari rumah orangtua. Rada-rada nyeleneh juga sebenernya. Biasanya kan akad nikah itu dilaksanakan di kampung halaman istri, nah kalo kasus Mama-Papa yas beda. Mama itu kampung halamannya di Kediri, Papa di Jogja. Eh lha kok mereka nikahnya di Bandung ya?? Tapi mungkin pertimbangan kehadiran temen-temen mereka aja, karena gimanapun sejak awal Papa kuliah di Bandung (pas nikah kan belom lulus tuh), temen2nya terkonsentrasi di sana. Yang di Jogja pun banyak yang merantau. Mama juga gitu, meski pernah kerja di Surabaya, tapi mungkin menurut Mama lebih banyak temen2 di Bandung. Ntar deh kapan2 yas tanyain pastinya gimana, hehehe....*sotoy lagi critanya*. Back to the topic, yang jelas yas yakin bahwa meski terkesan singkat, dua puluh lima taun tetaplah sebuah perjalanan yang tidak sederhana. Apalagi kalo melihat pencapaian-pencapaian yang ada sekarang. Kalo yas lagi merenungi nasib, eh salah, maksudnya merenungi hidup yas dari kecil sampe sekarang ini, kerasaaaaa.....banget kemajuannya. Dan itu salah satunya karena kekuatan komitmen mereka berdua dalam menjalani rumah tangga (selain karena izin Allah lah yaa...). Banyak hal-hal yang dulu cuman bisa yas tonton dari jauh, sekarang sudah bisa yas sentuh bahkan miliki. Kerja keras, sabar, konsisten, hanya beberapa hal yang yas pelajari dari cara mereka menjalani hidup. Wuah, bakalan panjang kali ya kalo yas critain semuanya. Tapi yas pikir semuanya memang gak mudah, sangat gak mudah. Karena itulah yas ngerasa dua puluh lima taun bukan waktu yang singkat untuk sebuah kebertahanan, dan bukan perjalanan yang tidak melelahkan untuk sebuah hidup.

Tapi yas bingung...mo ngasi apa????

Akhirnya muncullah ide itu. Mencoba romantis. Hueeeee........*jangan muntah yas, kayak orang hamil muda aja pagi-pagi muntah* Yas memutuskan untuk MENULIS PUISI!! Kenapa puisi, karena kalo nulis novel kelamaan. Apalagi nulis Thesis, bakal lebih susah lagi. Yap, yas berniat untuk nulis puisi sajah. Tapi emang, yas sadaaaaaarrrr banget kalo hal itu gak mudah. Biasanya yas butuh suasana mellow dulu untuk bisa nulis puisi. Dan hari itu yas gak ngerasa mellow-mellow acan *perpaduan bahasa yg kontroversial*. Mangkanya bingung lagi. Bisa gak ya??? Yas maunya puisi itu jadi pas sore hari, supaya bisa yas disain background-nya, yas print, trus dibingkai deh pake bingkai foto *ya iyalah, masa' bingkai kacamata??*. Yas belum punya ide bikin background, belum juga beli bingkainya. Haduuuuhh....panik pangkat tiga! Nyampe kantor niatnya mo nyari inspirasi, alhamdulillah kerjaan lagi gak banyak. Baru menjelang jam 4 yas bisa mulai nulis puisi. Yas minta tolong temen sekantor yang jago disain untuk bikinin latar, eh dia malah ngasi yas CD yg isinya gambar2 tekstur. ya udah, lumayan malah cepet. Tapi yas tetep maksa dia bikinin disain huruf judul puisinya, yas pengen ada nuansa silver di huruf-huruf itu. Dengan sedikit debat kusir dan kata-kata menyayat kalbu *hehehe...lebay, tapi emang iya*, akhirnya jadilah judul dengan huruf-huruf berkilauan itu. Makasih mas! Tadinya yas minta bantuan Uli untuk bikinin puisi, tapi ternyata manusia ini lagi kumat gombalnya. Udah mah telat dari deadline, GOMBAL pula! Tapi yas telanjur janji ngasi puisi bikinan dia itu buat suami yas nanti, heuheuu....makasih lah bu! Ba'da Maghrib semuanya baru kelar, yas baru ninggalin kantor dan melanjutkan perjuangan: nyari tempat print digital! Pokoknya yas udah bertekad gak mau nge-print di kantor. Udah jalan jauuuuuuuhhhh....banget, ternyata tempat yang direkomendasiin temen kantor yas gak juga kliatan. Ini kayaknya yas yg nyasar kali ya? Hehehe...ah sutralah, putar haluan sajah. Balik kanan, nyetop angkot, sambil terus melototin toko-toko sepanjang jalan Otista-Kampung Melayu.

HWAAAAA.....ADA EUY, ADAAAA!!!!!

Ah, dodol juga, tau gitu dari td gw kesini ajah, emang rute pulangnya juga kesini kok. Mbak-nya (yg nglayanin print) baiiiikkk....banget. Mau aja diatur-atur sama yas, hehehe *namanya juga jual jasa yas*. Kelar nge-print, jalan kaki lagi bentar, nyari Kopaja. Temen yas bilang ati2 jalan di Terminal Kampung Melayu pas malem hari, banyak copet perempuan! Ah, mudah-mudahan yas gak termasuk didalamnya...*lho???* Bekel bismillah, naik Kopaja, turun di Gramedia Matraman. Wuih, ternyata Gramedia-nya bagus euy. Baru pertama kali. Seandainya punya waktu leluasa, pengen lebih lama disitu. cari-cari pigura akhirnya nemu yang rada sreg di hati. Warna silver pula. Harga.....cocok lah. Bayar, bungkus, PULANG! Ayahanda bakalan uring2an kalo mpe jam 8 yas blom nyampe juga. Ah lega rasanyaaaa....Pas nyampe yas gak langsung mbungkus kadonya. Yas tunda dulu sampe Papa tidur. Harusnya sih Papa tidur lebih awal karena pagi ini, ba'da Shubuh, berangkat ke Bandung. Ternyata tidak euy! Yas mpe nunggu sampe jam setengah 12 baru bisa mbungkus kado! Untunglah ada manusia-manusia kelelawar yang setia menemani yas begadang didepan komputer sambil olahraga jari, sampe olahraga mulut karena ngiikik2 sendirian, hehehe...* lu ngapain sih yas??*

AND, VOILAAA!!!! Terbungkuslah kado mungil itu. Sebuah puisi karya anak bangsa yang bebas narkoba, terbungkus kertas kado garis-garis merah marun. Sebelum yas bungkus yas sempet mandangin lagi puisi yang udah yas buat, seraya berdecak kagum pada diri sendiri: ternyata gw bisa juga bikin puisi kayak gini! Hemmm...pintarnya diriku ini....

Dan tadi pagi, sebelum melepas keberangkatan Papa ke Bandung, yas kasiin kado itu ke Papa. "Pa, ini kado untuk Mama sama Papa....". Sesaat Papa sempet bengong. Baru dua detik kemudian dia ngeh, trus nengok kalender yang tergantung di dinding.

"Oh iya! Hari ini ya??? Waaaahh....makasih ya yang...." Cup, cup, cup...pipi kanan, pipi kiri, sama jidat. I was sure that he's so happy ^__^ Trus yas nganter Papa sampe gerbang depan. Saat yas menengadah, terlihatlah kilauan Venus itu...huhuuuuu....haruuuuu.......

Hmmmm...rasanya seneeeeeengg....banget! yas hanya berharap, kado kecil itu makin menguatkan langkah mereka menapaki hidup yang masih menanti di depan, hingga menemui kehendak-Nya yang indah suatu saat nanti...

Wanna see the poem??

gak jelas ya? kasian deh lo, hehehe...ntar yas postingin terpisah deh, file-nya kesimpen di laptop soalnya....sabar ya, ortu gw ngejalanin dua puluh lima taon aja sabar kok, hehehe...

cheers!

 

Selasa, 01 April 2008

Green Fins Community Forum

http://www.greenfinsindonesia.org
Alhamdulillaah...akhirnya bisa nampang juga nih web-nya!! Ayoayoayo pada gabung!!!

Green Fins Community adalah sebuah forum yang dirancang bagi para pehobi selam untuk dapat saling berbagi informasi dan pengalaman seputar kegiatan selam/snorkeling. Green Fins sendiri merupakan program yang saat ini dijalankan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI untuk mempromosikan tatacara penyelaman yang ramah lingkungan, dengan target khusus para pemilik jasa penyelaman (dive operator) dan wisatawan selam. Bergabung di Green Fins berarti menunjukkan kepedulian Anda terhadap konservasi ekosistem laut, khususnya terumbu karang, di Indonesia.