Sabtu, 31 Januari 2015

nostalgia mimpi lewat serangkai ensiklopedi

 

yay! setelah sekian lama bermimpi, seri ensiklopedi ini akhirnya saya dapatkan dan kini menghuni bagian bawah rak buku dengan manisnya. syukur tak terkira rasanya!

duapuluhan tahun silam, ensiklopedi Widya Wiyata Pertama untuk Anak-anak ini hanya bisa saya sentuh saat berkunjung ke rumah kerabat di Jakarta, yang tentu intensitasnya sangaaaaaat jarang. hingga akhirnya saya berumahtangga, mimpi memiliki ensiklopedi ini tetap terpelihara. berkali saya mencari peluang untuk mendapatkannya, namun Allah swt belum mengizinkan. hingga akhirnya momentum itu datang dengan paripurna: pas ada uangnya, pas ada barangnya! alhamdulillaah, Allah izinkan saya memiliki satu set lengkap ensiklopedi ini lewat kelurusan niat seorang newbie di Kaskus, yang hanya sekali mem-posting iklan, bahkan tanpa komentar dibawahnya. aslinya saya waswas, bagaimana bila ternyata dia bermaksud menipu? harga ensiklopedi bekas ini memang kurang dari sepertiga harga cetakan terbarunya saat ini, tapi tetap saja itu jumlah yang tidak sedikit bagi saya. nyaris sama dengan biaya SPP playgroup Alanna selama 10 bulan.

wwp kaskus 1namun respon baik dan santun dari si penjual, serta feeling so good (apa feeling sotoy ya? hehe) yang diiringi dengan doa di setiap ujung sholat, meyakinkan saya untuk meneruskan transaksi. dan biidznillaah, tadaaaaaaaaaaa! dua hari setelah transaksi, paket buku seberat 18 kilogram itupun tiba dengan selamat di ruma Bu Yanti di Bogor kota. sengaja saya kirim kesana supaya lebih hemat ongkosnya, hehe. bertepatan dengan kepulangan saya dari Dumai yang dijemput mobil plus pengendaranya, saya bisa mengangkut paket berat itu dari rumah Bu Yanti ke rumah saya. pokoknya sore hari itu terasa indaaaah banget! hehehehe.

wwp di rumah

well, ini memang bukan barang baru. tapi kenangan yang hidup didalamnya tak pernah usang. banyak seri ensiklopedi lain yang tersedia saat ini, tapi saya tetap memilih ini. sejak pertama kali melihat isinya, saya sudah jatuh cinta dengan gambar-gambar dan narasi penyampaiannya. sederhana dan mudah dicerna. bukan berarti yang lain lebih buruk lho ya. saya hanya telanjur jatuh cinta dan susah move on, hahaha.

 

semoga kehadirannya di tengah-tengah keluarga kami kelak membawa manfaat. aamiin!

DSC_0157

aaaanyway, Januari cepet amat deh berlalunya. selamat datang, Februari!

 

cheers!

Rabu, 28 Januari 2015

tentang perubahan

 

sebenernya hari ini mau nulis tentang ensiklopedi Widya Wiyata Pertama yang saya beli buat Alanna.

tapi mood menulis tentang itu langsung menguap ketika pikiran akan suatu hal tiba-tiba terasa begitu mengganggu.

mungkin saya sudah terlalu gerah, terlalu jengah. merasa perlu melakukan sesuatu, tapi belum apa-apa sudah terbayang betapa besarnya tantangan yang bakal saya hadapi nanti. iya sih itu masih sangat tidak pasti. tapi ternyata hal itu cukup membuat saya terdiam dan berpikir ulang, perlukah saya melakukan hal itu? apa untungnya bagi saya? adakah hal itu akan menambah berat timbangan amal saya atau justru hanya kesia-siaan? apakah sebaiknya saya tidak usah melakukannya?

resiko punya unsur T yang lumayan dominan. kebanyakan mikir.

mungkin seharusnya tidak perlu terburu-buru. tidak harus terlaksana dalam waktu dekat. matangkan dulu konsepnya, susun semuanya dengan rapi, sambil melakukan pendekatan ke banyak orang. dan yang paling penting, jangan gampang pundung. pundung will not lead to anything good. kalo baru segini aja udah pundung, gimana nanti?

mengubah sesuatu yang sudah lama menggurita, tentu akan sangat sulit. tapi apa kita mau terperangkap dalam tradisi yang begitu-begituuuu saja? tradisi yang mulai kehilangan spirit, kehilangan esensi, kehilangan nilai.

dan lalu saya sadar, such question possibly goes back to me. bahkan mungkin akan dilemparkan dengan nada sinis dan menjatuhkan, yaa sedikit lebih parah mungkin dari yang baru saja saya alami. tapi itu haknya manusia sih, mau sinis, mau kasar, mau positif atau negatif, suka-suka yang punya pikiran kan? I certainly can’t control people’s mind, I just can control mine.

kayaknya dulu itu saya pernah diajari oleh seseorang, bila kita ingin mengubah sistem, maka kita harus jadi bagian dalam sistem tersebut. sekarang saya sudah ada di dalam sistem, mestinya saya boleh dong urun rembuk memikirkan perbaikan sistem yang berjalan saat ini?

time-for-change

oh ya, mungkin saya sangat sangat naif. saya akui hal itu meski saya (entah untuk alasan apa) benci banget dibilang naif.

 

 

 sumber gambar: http://motivationandchange.com/cmcs-blog-for-individuals-and-families/

Sabtu, 17 Januari 2015

mind your finger!

 

malem ini saya emosi dan kebanyakan energi all at once. awalnya banget sih karena sempet keki dengan berita broadcast di grup yang kemudian jadi kontroversi, ada yang bilang hoax, trus ada yang bilang isu bahwa berita itu hoax sengaja dibuat untuk menutupi kejadian aslinya yang memang bener-bener terjadi.

bikin bingung ga sih. bingung dan bete sekaligus.

akhirnya saya unjuk saran di grup, kalo mau berbagi broadcast mbok ya dikonfirmasi dulu kesahihannya, sebisa mungkin merujuk dari sumber pertama. tapi kalopun ga bisa, silakan membubuhkan DISCLAIMER di awal post supaya yang baca jadi aware bahwa berita tersebut belum dikonfirmasi kebenarannya. ga ada respon khusus sih terkait saran saya, jadi saya anggap semuanya setuju.

hanya selang beberapa jam, jelang maghrib saya terima broadcast lagi via grup berbeda. kali ini lebih parah, hanya foto memprihatinkan dengan caption berbahasa Arab. full tulisan Arab yang sama sekali ga saya ngerti artinya. lah ini apa? saat saya tanya ke pengirim gambar, dia bilang nanti aja ba’da isya dijelaskan. sementara itu, salah seorang member grup mencoba menebak-nebak isi tulisan dari beberapa kata yang bisa dia tangkap. intinya menurut dia, peristiwa itu terjadi di Suriah dan dia langsung berdoa (via tulisan di chat) melaknat pihak yang dzhalim. tinggallah saya makin bingung, kok malah jadi melaknat? siapa yang dzhalim? ini ada kaitannya dengan konflik di Suriah?

ba’da isya, si pengirim gambar mengonfirmasi. dalam kalimatnya ia tulis “yg tadi itu katanya adalah foto anak suriah yang saking kelaparan dan kehausan sampai minum susu anjing”. seketika itu pula tetiba saya teringat google images. saya unggah foto tadi di google images untuk mencari tahu darimana sumber berita tsb. dan lalu saya temukan fakta menyebalkan: peristiwa itu tidak terjadi di Suriah tapi di Bangladesh. poin “miskin” dan “menyedihkan”-nya emang iya banget, tapi HEY, Suriah dan Bangladesh itu beda! dan dibawah foto tadi jelas tertulis photo by: dhaka tribune, media yang memang memuat berita di Bangladesh tersebut. gimana saya ga makin yakin bahwa ini benar-benar foto dokumentasi milik Dhaka Tribune dan beritanya emang benar terjadi di Bangladesh?

asli nyebelin banget, langsung tensi saya naik dan ngetik kata-kata yang saya usahakan sesopan mungkin supaya ga terkesan menyerang. ujung-ujungnya si pengirim foto hanya berkilah, “ooh gitu ya. ga tahu mana yg bener. kalo tulisan arab tadi sih kayaknya bercerita tentang suriah. ada doa dan laknatnya gitu-gitu. tapi ga ngerti juga, yang ngerti bahasa arab kan xxxxxxx (tambahin emot ketawa)”

MY GOD.

katanya. kayaknya. bahkan dia MASIH BISA KETAWA setelah ulahnya posting foto hoax dan rawan memicu asumsi kayak gitu. saya heran. dan saya makin emosi sekaligus prihatin. ternyata orang seperti ini masih banyak di sekeliling saya.

emosi itu kemudian saya tumpahin habis-habisan. pertama ke si Brain, kedua ke grup Tomodachi. habisin semua. syukurlah saya masih punya lingkaran, yang meski kecil, selalu suportif dan cerdas. pengen saya ciumin satu-satu deh saking cintanya! habis semua emosi saya salurkan ke mereka. mereka ngetawain, ngatain saya niat banget menghabiskan energi nyari-nyari sumber foto di google images. mungkin memang emosi itu bisa memancing adrenalin, yang ujung-ujungnya bikin orang pecicilan macam kebanyakan energi. mungkin lho yaaa.

 

so people, please do mind your finger before sharing any broadcast which you cannot get confirmation on it from the very first source.

 

cheers!