Minggu, 15 Juni 2008

open mind

 

lagi-lagi, pulang itu selalu membawa pencerahan...cailaaahhh...

siapa bilang tempat yang enak buat ngobrol itu cafe semacam Starbucks?? yas gak kebayang aja seandainya malem itu kita ngumpulnya di cafe, pasti gak bebas deh ngobrol sambil tereak-terak heboh plus gebrak-gebrak meja segala, hehe...dasar dusun, berasa warung bansus punya sendiri aja ;p.

well, pencerahan itu bagi yas adalah menyingkap hal-hal lain yang sepertinya baru terpikir meskipun jelas-jelas itu bukan pemikiran yang baru. yas suka banget dengan diskusi-diskusi terbuka macam kemaren itu, bebas ngebahas apa aja, dari sudut pandang mana aja, dengan gaya komunikasi se-gokil mungkin. yahh, sebenernya sih yang diomongin gak penting-penting amat, paling seputar hidup, sesuatu yang kita jalani setiap hari tapi kemudian kita kasih penilaian atau kritik dengan suka-suka kita...bener-bener sotoy dah pokoknya, hehehe...it's not the matter of what we've talked, melainkan ada sesuatu yang lain yang yas tangkep dari sana, tentang sebuah penghargaan dan penerimaan.

[hmmm, suka ngedadak nge-blank nih, tuuutt.....tuuuuttt....]

setiap orang punya peranan masing-masing. layaknya aktor dalam sandiwara yang disutradarai oleh Allah, dengan sebuah judul besar dari sandiwara tersebut: KEHIDUPAN. pun dengan karakter, setiap orang punya karakter dan kebiasaan masing-masing. kebanyakan orang selalu bilang "hey, it's me", tapi sejauh mana mereka (yang bilang "hey, it's me" itu tadi) bisa menerima karakter, kebiasaan, dan opini yang beda banget dari mereka?? oiya, yas gak bicara tentang perbedaan dalam hal-hal prinsipil macem akidah lho ya, it's just about  simple things in life. perlahan-lahan yas belajar bahwa dunia gak selamanya item sama putih doang, ada abu-abu, ada merah, kuning, jingga, belum lagi degradasi warna-warna itu..kesimpulannya: hidup itu meriah banget! masa' iya sih kita tega mengubah semua warna itu jadi putiiiiiiiiiiiiiihhhh....semua, atau iteeeeeeeeemmm....semua? apa jadinya dunia ini? apa jadinya kalo semua orang harus punya pendapat yang sama dengan pendapat kita?

ah jadi ngelantur deh, kebiasaan posting blog kagak pake konsep ya begini ini, lain kali yas bikin lebih struktural deh, hehehe...

anyway, tadi itu hanya sepintas pembelajaran aja. yang namanya temen itu berhargaaaa....banget. se-gokil apapun. meski sekarang gak semua hal bisa sepaham terus sama kita, meski gak semua waktu bisa kita lewati bersama (pada akhirnya, inilah yg membuat sebuah pertemuan menjadi sangat berharga), meski gak semua pekerjaan bisa kita selesaikan dengan cara yang sama seperti dulu (karena tentunya kita udah punya cara pandang dan cara menyelesaikan pekerjaan sendiri-sendiri), dan meski kemudian kita terkaget-kaget karena apa yang ada padanya sekarang jauuuuuhhh....berbeda dengan dia dahulu. intinya satu: penerimaan. seneng kan kalo kita bisa diterima apa adanya kita? berarti kita juga harus bisa menerima apa adanya mereka.

thanks for our precious time and for opening my mind wider.

 

dedicated to: mey, adit, ganjar, iman (plus dua mangkok sekoteng dan tiga gelas bandrek susu)...bonds of friendship forever

3 komentar:

Didik Sasongko mengatakan...

Du ilee senangnya,........

Berlianto Nugroho mengatakan...

yup, that's world sist!

rifi zahra mengatakan...

pelangi indah karena warnanya yang macem2, betuuuuuul?

*gak kebayang deh kalo pelangi warnanya item, heuheu*