Senin, 25 Juni 2007

BIOROCK sebagai Alternatif Penyelamatan Kerusakan Terumbu Karang

Jadi, Biorock itu adalah “batu alam” yang terbentuk oleh proses elektrik. Biorock ini sekarang sudah dipatenkan sebagai salah satu alternatif terumbu buatan. Sehubungan dengan banyaknya perusakan terumbu karang di Indonesia, harus ditemukan cara yg efektif untuk membangun kembali terumbu – terumbu yang rusak itu. Nah, bikin terumbu itu kan gak gampang, bro. Kalo mau yg alamiah bisa makan waktu puluhan tahun. Emang sih ngerusaknya gampang banget, dalam itungan menit, sekali di ”BUUUM!!!”, dah bisa ancur tuh kerjaan puluhan taun! Karena itulah, percuma banget kalo hanya mengandalkan proses alami untuk membangun kembali terumbu yang rusak. Akhirnya, saat ini ditemukan salah satu cara yg dirasa cukup efektif untuk mengatasi hambatan itu. That is BIOROCK. Lalu, ada apa dengan BIOROCK???

Jadi, senyawa utama terumbu itu kan CaCO3. Nah, Biorock merupakan bentuk kongkrit dari konsep artificial reef alias terumbu buatan, yang intinya gimana kita bisa membuat terumbu baru untuk menggantikan terumbu yg rusak. Otomatis pada akhirnya kita harus menemukan cara gimana supaya terbentuk endapan CaCO3 dengan cepat, supaya terumbu juga bisa segera terbentuk. Memang yg namanya terumbu bukan melulu CaCO3, tapi juga ada unsur lain yg akhirnya membuat terumbu itu seperti rumah yg nyaman ditinggali, baik oleh ikan – ikan karang maupun –yang terutama- karang itu sendiri. Tapi berhubung komponen terpenting terumbu adalah CaCO3, maka CaCO3-lah yang dijadikan fokus pembahasan. Terumbu karang kan sebenarnya dua ”benda” yang berbeda. Terumbu itu ibarat rumah, karang itu ibarat penghuni. Dan ikan – ikan bisa dikatakan sebagai tamu yg kadang nebeng tinggal di situ juga, hehehe...

 

Berdasarkan konsep Biorock ini, endapan CaCO3 dibentuk melalui reaksi listrik dari anoda dan katoda. Lupa euy, apa yg dijadikan anoda, dan apa yg dijadikan katoda. Tapi tadi sempet dibahas bahwa salah satu bahan yg diperlukan disini adalah Titanium. Karena adanya reaksi listrik (otomatis butuh sumber listrik selama 24 jam sehari nonstop), maka endapan CaCO3 lebih cepat terbentuk. Berdasarkan pengamatan di lapangan, memang tidak ditemukan pengaruh negatif dari reaksi listrik di dalam air ini terhadap ekosistem maupun kualitas air di sekitarnya. Dan memang pada akhirnya proses ini terbukti berhasil. Artificial reef dengan metode Biorock ini sudah dicoba di Desa Pemuteran – Bali, Pangandaran, dan Pulau Pramuka. Setelah Biorock terbentuk (butuh waktu sekitar 4 – 6 bulan), maka bisa dipastikan ikan – ikan mulai berdatangan. Oiya, kalau sebelumnya di perairan itu sudah ada karang, maka tidak perlu lagi diadakan transplan karang. Karena meskipun sebagian besar karang sudah rusak, tapi diperkirakan larva karang masih ada dan akan bisa berkembang bila ”rumahnya” pun tersedia. Tapi kalau di perairan tersebut sebelumnya belum ada komunitas koral (karang), maka dapat dilakukan transplan karang untuk menjadi ”penghuni rumah” baru tsb. Transplan koral itu analoginya seperti kita mencangkok tanaman. Dipotong beberapa centi lalu ditanam kembali. Kalo mau lebih jelas silakan hubungi Prof. Dr. Dedi Soedharma, DEA, yg juga merangkap sebagai Pembimbing Akademik yas, hehe...Beliau ahli Ekologi Konservasi sekaligus ahli karang. Selama ini beliau terkenal dengan proyek transplan koral *iklan*.

 

Back to the topic. Biorock ini ukurannya unlimited. Tergantung kebutuhan dan ketersediaan dana (as always…). Jaadi, sebelum memutuskan untuk menenggelamkan Biorock, harus diadakan dulu kajian penyebab kerusakan, kajian kondisi perairan, dll untuk memastikan bahwa Biorock bisa berjalan baik. Terutama ketersediaan sumber energi. Listrik yang digunakan pada Biorock adalah aliran listrik DC yang bisa berasal dari power supply biasa (yg pake diesel, BBM, dan sejenisnya) maupun solar panel. Hanya nantinya akan ada perbedaan hasil antara listrik konvensional dan panel matahari. Berdasarkan eksperimen, pertumbuhan Biorock dengan panel matahari lebih lambat dibandingkan dengan listrik konvensional. Mungkin karena panel matahari gak bisa 24 jam menyediakan arus yang sama terus menerus kali ya? Gak ngerti juga tuh tentang panel matahari, mungkin kita bahas lain kali aja ya, hehe...

 

Memang kalau dihitung2, biaya yang dikeluarkan untuk Biorock ini gak bisa dibilang murah. Tapi rasanya harga itu masih cukup pantas bila dibandingkan dengan kemampuan manusia yang cuman ”segitunya”. Maksud yas, sebenernya Biorock ini mungkin tidak akan benar2 dibutuhkan kalau saja manusia tidak merusak terumbu karang. Gimanapun terumbu karang itu kan ciptaan Allah, ya manusia mana bisa bikin semirip dengan yg Allah bikin? Dibandingkan dengan ilmu Allah, ilmu manusia kan gak ada apa2nya, jadi ya pantes kalo harganya masih mahal. Semakin tinggi ilmu ttg terumbu karang mungkin nantinya Biorock bisa semakin murah, toh Allah aja ilmunya Maha Tinggi, mangkanya kita dikasih murah, GRATIS malah! Sayangnya malah dirusak, ya itulah manusia....hmmm....

Tidak ada komentar: