Jumat, 07 Agustus 2009

inspirasi pagi hari: dari mangrove sampai rendra

ah kenapa ya inspirasi itu datangnya pagi hari? apakah karena pagi hari adalah waktu yang tepat untuk membuang yang kotor-kotor sehingga dalam tubuh kita tersisa yang bersih-bersih? *analogi yang absurd* salah satu dari yang bersih-bersih itu adalah pikiran yang bersih, atau jernih. dan yas pribadi ngerasa, pagi hari selalu membawa inspirasi, entah itu untuk bekerja, menulis, membaca, pokoknya segala macam aktivitas yang akan kita lakukan.

dan seperti pagi tadi. waktu lagi benahin jilbab di depan cermin sambil nebeng dengerin suara televisi dari kamar tetangga, beritanya tentang kematian rendra. haduh, kayaknya bulan ini banyak orang baik yang meninggal ya? waktu yas di denpasar kemaren tiba-tiba denger kabar kalo mbah surip meninggal. trus pas dalam perjalanan ke bogor, masih di damri, yas terima sms dari uli yang ngabarin istrinya salah satu temen kuliah yang meninggal hari itu. dan lalu ws. rendra yang meninggal. ah umur, siapa sih yang bisa nebak??

tapi dibalik itu semua, yas jadi merenungkan satu hal yang sempet dibahas melalui celetukan pak wawan, temen kantor yas. waktu acara seminar sosialisasi di denpasar kemarin, salah satu pembicara dari fakultas kehutanan ipb menerangkan beberapa jenis mangrove yang unik. jenis mangrove itu hanya hidup untuk menyokong kehidupan mangrove lainnya. pak cecep, dosen fakultas kehutanan itu bilang, mangrove jenis tersebut hanya tumbuh untuk mendukung kehidupan mangrove lainnya, dan sesudah mangrove lainnya itu tumbuh dengan stabil, si mangrove unik ini akan mati. see? mulia banget ya hidupnya. pendek namun berarti. kayak sajaknya chairil anwar: sekali berarti, sudah itu mati. waktu denger penjelasan itu, pak wawan berkomentar sambil bisik-bisik ke yas: "mbah surip tu juga kayak gitu kali ya yas, hidupnya singkat, tapi berarti buat orang lain". saat itu yas cuma manggut-manggut aja karena sibuk mengingat nama jenis mangrove itu. eh tetep aja sih sekarang lupa, hehehe... ntar kalo ketemu pak cecep lagi mau yas tanyain ah nama jenis mangrove-nya...

dan semalem yas baca postingan mbak silly ini. iya yah, mbak silly bener, betapa mbah surip seperti dapet privilege dari Allah swt dengan kematiannya yang indah itu. yas jadi iri. mbah surip tu meninggal saat banyak orang mengenal dia dengan segala kebaikan yang ada pada dirinya. tentang ketawanya yang tulus, tentang dedikasi dan cintanya yang full, gak setengah-setengah. dunia ini sepertinya gak pernah mengenal hal-hal yang jelek tentang mbah surip. atau mungkin belum sempat. tapi lihatlah, ternyata Allah begitu menyayanginya. saat tak ada satupun kabar miring tentang mbah surip, beliau "keburu" dipanggil pulang ke rumah abadinya. indah kan? coba bandingin dengan mantan petinggi negara ituh. semasa hidup, atau semasa jayanya, mungkin banyak orang yang kagum pada dirinya. tapi pas saat-saat akhir hidupnya, dia diuji dengan sakit yang gak sembuh-sembuh, belom lagi cercaan banyak orang atas perbuatan dzalimnya yang selama ini ternyata tertutup rapat. wah, miris buanget lah...padahal kalo dibandingkan, mbah surip mah "gak ada apa-apanya". hanya rakyat kecil yang memulai karir dengan terseok-seok, tapi di akhir hidupnya gak ninggalin utang malah justru harta yang melimpah yang bisa dimanfaatkan untuk kebaikan (mbah surip katanya pengen bangun masjid dan tempat untuk komunitas seni).

juga istri temen yas yang baru meninggal itu. padahal baru seminggu sebelumnya dia melahirkan bayi laki-laki yang (kata suaminya) matanya teduh itu. see it again? dia memberikan kehidupan, sudah itu dia sendiri pergi, mengakhiri tugasnya di dunia dengan cara yang sangaaaaaaaaatt...mulia. jadi inget postingan yas tentang ibu gurita dulu. emang bener ya, manusia itu sebenernya diberi kemudahan kok untuk hidup di dunia, Allah sudah menetapkan tugas kita masing-masing sehingga kita tinggal menjalaninya. jadi siapa bilang hidup itu sulit?

dan kemudian, rendra. yas bisa dibilang gak tau banyak tentang orang ini selain beliau adalah penyair dan sastrawan besar negeri ini. tapi yang jelas, yas juga gak pernah sih denger hal-hal buruk tentang beliau. yang bikin yas merenung adalah waktu tau bahwa beliau-lah yang menawarkan pada mbah surip "rumah" untuk mbah surip tinggali saat pergi dari alam dunia. yas taunya juga dari infoteimen. mbah surip setuju dengan tawaran sahabatnya itu, dan akhirnya pihak keluarga pun mengalah, membiarkan jasad mbah surip dimakamkan di cipayung jaya, dan bukan di tanah kelahirannya di mojokerto, jawa timur. denger-denger waktu mbah surip meninggal, pak rendra juga gak bisa dateng ngelayat karena lagi di rumah sakit. eh ternyata gak lama kemudian pak rendra nyusul mbah surip. bener-bener pelajaran yang indah tentang persahabatan...yas tadi pagi nyeletuk sama tetangga kamar, "mbak, tau gak? yas ngebayangin sekarang ini arwah mbah surip dan rendra lagi ngobrol di alam kubur, mereka peluk-pelukan trus ngobrol sambil ngopi-ngopi, ngeliatin para fans yang sampe hari ini masih berkerumun di kompleks teater bengkel. indah ya, mbak? dua sahabat yang gak cuman kompak di dunia tapi juga di akhirat...". si embak cuman senyum-senyum aja. ya itu cuman bayangan ngasal yas ajah, soalnya buat yas, kematian mereka sangat indah untuk direnungkan.

well, kematian memang selalu membawa pelajaran untuk direnungkan. kembali diingatkan lewat status plurk salah seorang teman: bahwa sepandai-pandainya manusia adalah mereka yang selalu ingat akan kematian dan mempersiapkan kematiannya dengan sebaik-baiknya. semoga semangat itu selalu ada dan gak pernah pudar...

cheers!! ^^

 

4 komentar:

Anita Bidaryati mengatakan...

koreksi mbak, mbah surip dari mojokerto bukan blitar.
smangattt...

Anita Bidaryati mengatakan...

btw tampilan baru nih MP-nya?!

heidi martosudirjo mengatakan...

oh iya ya? hehehehe...sip sip...sekalian nambah deh, cipayung jaya itu di depok :)

keren ya tampilan MP yas?? ;p

munhasry muntadhar mengatakan...

wah ditunggu nih
baru tau juga ada jenis mangrove 'mulia' seperti itu
ditunggu ya....