Jumat, 18 Juli 2014

a little bit of happiness in the middle of the night

 

ngikik-ngikik tengah malem gegara si Brain alias eceu Yana Bedog memberondong saya di whatsapp dengan kabar yang, errr… yaaa, bisa dibilang kurang baik sih. setidaknya bagi kita berdua. sebenarnya saya masih agak ngantuk setelah terbangun secara mendadak. tapi demi melayani emosi jiwa-nya si Brain malam itu, akhirnya kantuk saya hilang dan JREEEENNGG…… mulailah kami meracau, melantur mengkhayal kemana-mana, atas alasan satu hal: kami harus hengkang dari Indonesia untuk 5-10 tahun ke depan. tentang kenapa-nya ga akan saya jelaskan di tulisan ini, biarlah hal itu misteri sampai maut memisahkan kami *mulai ngelantur lagi*

kalo saya sih sederhana aja: melanjutkan sekolah. kalo masih kurang juga, lanjut ambil postdoc. nah, si Brain ngapain?

ini ide gilanya yang sukses bikin saya ngakak sampe Bojongkenyod.

random chat with brain

dan bahkan sampe detik ini saya nulis pun, saya masih ketawa-ketawa sendiri.

DUH GUSTI, DOSA APA GW PUNYA TEMEN SARAP KAYAK GINI???!!! HAHAHHAHAHAHHHH…

itulah efek kalo waktu kecil keseringan jatoh dari tempat tinggi. agak-agak mengsle isi otaknya. tapi bagaimanapun, se-korslet apapun jiwanya, dia tetap menjadi salah satu sumber kebahagiaan yang bisa membuat saya bertahan menjalani hidup nan perih ini *tsaaaaaaaahhh, da hirup mah peurih yas* mangkanya sekuat mungkin saya bertahan tetap waras bersahabat dengan dia, baik dengan cara rajin bersekolah, baca jurnal, maupun dengan tidak makan sabun *rasa-rasanya gw mulai ikutan korslet*

dan jangan pikir bahwa semuanya berhenti di situ. selanjutnya kami sibuk membahas bagaimana cara berburu beruang dan bikin irigasi di Mozambik. DENGAN SANGAT NIAT, si Brain googling dan akhirnya nemu artikel tentang Pangeran Saudi Arabia yang motong es di Kutub Selatan untuk dijadikan sumber air di padang pasir. walhasil, sekarang dia sudah tau langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk membangun sumber irigasi di Mozambik sana. ckckckk, dibalik ke-korslet-annya ternyata mulia sekali ya hatinya si Brain ini. sungguh saya terharu dengan kesungguhannya.

beneran ya ternyata, untuk berbahagia itu pada dasarnya ga susah. meskipun malam itu kami mesti menerima kenyataan pahit sekaligus menyadari bahwa kami hati kami belum cukup lapang untuk menerima kondisi yang ga enak, toh ujung-ujungnya kami tetap bisa tertawa. dan gara-gara itu pula, saya makin semangat mempersiapkan kelanjutan studi saya. entah beneran si Brain bakal melakukan kelima hal itu atau tidak, yang jelas saya tetap berharap impian kami berdua bisa terwujud dalam waktu yang tak lama lagi: backpacking berdua keliling Eropa. yes we will, Insya Allah! :)

 

cheers!

Tidak ada komentar: