Senin, 07 Juli 2014

Coursera assignment: calculating carbon footprint

 

sesuai yang saya janjikan di Twitter, saya mau bahas tentang tugas pertama saya dari Coursera, yaitu menghitung jejak karbon alias carbon footprint.

oiya, sebelumnya saya jelasin dikit tentang Coursera ya. jadi Coursera itu adalah layanan free online course yang saya kenal dari Uli. wanita ini emang wawasan gaulnya lengkap banget deh, ga cuma gosip selebritis dan lokasi mal di jakarta aja yang dia paham, bahkan aplikasi isi internet yang rada-rada ‘ngotak’ pun dia tau. sepatutnyalah Indonesia ketua RW Perumdos sindangbarang bangga memiliki warga negara seperti dia *mulai ngelantur*

eniwei, setelah mencari tau apa dan bagaimana Coursera, akhirnya saya memutuskan untuk gabung. TADINYA, saya tertarik dengan course tentang konservasi fauna bahari. tapi ternyata lagi tutup alias belum ada course berlangsung pada periode ini. SECARA SEMBRONO, saya meng-klik ‘JOIN’ pada course tentang perubahan iklim. baru saya sadari kemudian bahwa begitu kita memutuskan untuk ikut, hal tsb ga bisa dibatalkan lagi. ya mungkin bisa aja sih kita cuekin aja segala email yang masuk, toh kita ga akan pernah ketemu dengan para adminnya. tapi lalu saya memutuskan untuk bertahan *cailah bahasanya* dan lanjut ikutan. nah, berhubung ini kuliah online, maka bentuk penyajian materinya adalah melalui video yang bisa kita unduh dan putar sesuka hati, dan dilengkapi dengan beberapa bahan bacaan.

salah satu yang bikin saya bertahan adalah institusi yang menyelenggarakan course ini. UCSD alias University of California San Diego. belum lagi pengajarnya ada yang dari Scripps Institute of Oceanography. hah! itu kan cita-cita saya banget pengen bisa ke sana! saya jadi pengen menguji seberapa bisa saya mengikuti cara mengajar dosen-dosen di US (ternyata sama aja, saya tetep ngantuk pas kuliah via youtube) dan bagaimana tipe atau karakter tugas-tugas kuliah yang diberikan. nah, tugas pertama untuk materi Climate Change in Four Dimension yang saya ambil kali ini adalah “What’s Your Carbon Footprint”. jadi, kita diminta untuk menghitung jejak karbon melalui sebuah website ini dan menjawab beberapa pertanyaan. melalui kalkulasi jejak karbon, kita akan tau seberapa besar karbon yang sudah kita ‘sumbangkan’ berikut hal-hal apa saya yang bisa kita lakukan untuk menguranginya. intinya sih, permasalahan emisi karbon di dunia itu kan ga hanya berasal dari industri tapi juga dari perilaku manusia sehari-hari. seberapa banyak manusia menggunakan bahan bakar dan energi (minyak, gas, listrik), bepergian dengan kendaraan, dan lain-lain. awalnya memang rada ribet ngitung jejak karbon ini, tapi berhubung saya penasaran, akhirnya saya kerjakan juga.

dan inilah hasilnya:

my carbon footprint

ebuset, jejak karbon saya TINGGI BANGET ya?! dibandingkan dengan rerata jejak karbon orang Indonesia lainnya, punya saya sekitar lima kali lebih tinggi, sekaligus tiga kali lebih tinggi daripada target jejak karbon dunia. memang sih saya ga sendirian, dari forum diskusi saya jadi tau bahwa peserta course lain juga kebanyakan serupa hasilnya.

lalu saya periksa ulang, sebenernya apa yang membuat nilai jejak karbon saya begitu tinggi, yaitu 0.49 metrik ton per bulan atau sekitar 6.09 metrik ton CO2e per tahun.

oke, ternyata emisi dari energi maupun penggunaan kendaraan ga begitu tinggi nilainya. toh memang saya selama setahun ini belum bepergian lagi dengan pesawat dan jarang naik kendaraan umum. pas saya cek bagian Secondary Footprint, hasilnya ngagetin. amati deh gambar berikut:

secondary_my version

di atas saya udah sebutkan bahwa hasil akhir saya 0.49 MT per bulan. ngagetin ga sih pas tau sebagian besar dari nilai itu ternyata berasal dari secondary footprint yang isinya seputar perilaku hidup sehari-hari??? lalu saya iseng, gimana jika saya ganti jawaban saya dengan hal-hal yang sekiranya ideal, apakah bener angkanya nanti bisa nol? lalu saya coba ganti jawaban saya dengan hal-hal berikut:

secondary_zero version

hiyaaaa, ternyata bener! seandainya saya seorang vegan yang menanam sendiri bahan makanan sehari-hari, hobi beli baju seken, pergi rekreasi dengan berjalan kaki atau bersepeda, mendaur ulang SEMUA sampah yang saya hasilkan, sekaligus ga pake jasa perbankan, ternyata jejak karbon saya bisa nol! sayangnya saya ga demikian. jawaban jujur saya ya yang gambar diatasnya itu. saya masih doyan makan dedagingan, selalu membeli setiap bahan makanan yang saya perlukan, dan meski ga punya mobil, tapi saya secara rutin bepergian menggunakan kendaraan bermotor. ternyata hal-hal ‘sepele’ macam itu ngaruh banget ya? memang sih saya ngerasa yakin bahwa selama ini konsumsi energi di rumah, seperti listrik ataupun gas, masih dalam taraf wajar. tapi ternyata ada hal lain yang ga saya duga, justru memberikan efek lebih besar terhadap jejak karbon yang saya hasilkan.

well, berarti untuk menjawab pertanyaan berikutnya dari tugas pertama ini, saya sudah tau apa yang bisa saya lakukan untuk mengurangi jejak karbon saya. meskipun entah kapan terealisasi, paling tidak saya sadar bahwa saya harus mulai belajar bercocok tanam (ga pake alesan lahan sempit, sekarang jamannya kebun vertikal) dan belajar menyortir sampah dan mendaur ulang (at least bikin kompos). yang lain-lainnya sulit diubah karena saya ga mau maksain diri. ga mungkin saya menghilangkan agenda traveling atau mengganti moda motor ke sepeda untuk bepergian kemana-mana, ciampea jauh bro! hehehe.

sementara itu dulu aja deh, saya juga masih harus belajar banyak nih tentang jejak karbon dan perubahan iklim. materi minggu pertama aja belum saya pelajari semua, eh sekarang udah masuk minggu kedua. haduh!

dan postingan ini lagi-lagi terlambat gegara saya ketiduran semalem. berarti, lagi-lagi bakal ada dua postingan deh di hari ini *pukpuk tyas*. pembaca harap sabar, ya *padahal ga yakin ada yang rutin baca, hahahahahh*

cheers ah!

Tidak ada komentar: