Selasa, 22 Juli 2014

contemplation

 

ketika sesuatu dilakukan tidak pada tempatnya, atau melebihi porsi yang semestinya, maka bersiaplah menuai hal-hal yang tidak ingin kau alami.

memangnya mungkin ya ‘sesuatu yang tidak pada tempatnya"’ atau ‘sesuatu yang melebihi porsinya’ itu berwujud hal positif? contohnya gimana coba?

saya orang yang hampir selalu percaya bahwa setiap hal punya dua sisi mata uang. satu-satunya standar kebenaran yang saya kenal hanya kalam ilahi, alias Al Quran. tapi masalahnya, standar kebenaran itu tidak saya kuasai keseluruhan isinya. maka inilah saya, manusia yang sering gamang dengan kedua sisi mata uang tersebut.

ini sebenernya lagi bahas apa ya? berasa njelimet.

lucu ga sih kalo ada hal-hal yang kita tau itu salah, tapi bukannya menghindari, kita justru tetap melakukan hal itu? apa coba ya yang diharapkan dari bertahan melakukan hal yang salah? semacam kebodohan yang menggurita.

tapi lalu, kita yang tetap ngotot melakukan kesalahan demi kesalahan itu dan kemudian merasa jumawa dan sok bisa menghadapi konsekuensinya. beranggapan bahwa sejauh tidak merugikan orang lain, maka semua akan baik-baik saja. diulang: sejauh tidak merugikan orang lain. aduh saya masih ga kebayang seperti apa perbuatan yang bener-bener steril dari ‘merugikan orang lain’ itu. jangan-jangan kita-nya yang ga sadar?

terlalu banyak alibi dan segala macam jurus ngeles yang bisa digunakan, that’s the fact.

that’s human.

Tidak ada komentar: